Jumat, 28 Desember 2012

AYAT-AYAT PRODUKSI DALAM ILMU EKONOMI MAKALAH



    AYAT-AYAT PRODUKSI DALAM ILMU EKONOMI  

MAKALAH

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Tafsir 3 yang dibimbing oleh:
Ibu Dr. Hj. Nur Arfiyah Febriani, MA


Semester VII B.

                                                
  
       



Disusun oleh:
  KELOMPOK II :
1.      NURKHOLIS
2.      MIFTAHUL JANNAH
3.      SITI JUBAEDAH
              

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG ( UMT )
Sekretariat : Jl. Perintis Kemerdekaan I/33  Cikokol - Kota Tangerang - Banten 15118
                                                            

2012 M / 1433 H

                                           



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua selaku para hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju terangnya Iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Alasan penulis memilih judul: “AYAT-AYAT PRODUKSI DALAM ILMU EKONOMI  adalah agar penulis lebih memahami tafsir ayat-ayat produksi dalam ilmu ekonomi, dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir semester VII fakultas Agama Islam pada mata kuliah Tafsir 3.
Dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1.      Bapak. H. Ahmad Badawi, S.Pd, M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang.
2.      Ibu Dr. Hj. Nur Arfiyah Febriani, MA  selaku dosen pembimbing mata kuliah Tafsir 3.
3.      Rekan-rekan seperjuangan dalam menuntut ilmu di Kampus UMT.
 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan-rekan mahasiswa. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan diskusi atau makalah selanjutnya dimasa yang akan datang.

Tangerang,    29 September  2012 M
                13 Dzulqo’dah 1433 H


Penulis
                    












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..............ii
ABSTRAK ………………………………………………………………………….iii
BAB I  PENDAHULUAN …………………………………………………………..1
  1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………...1
  2. Perumusan Masalah …………………………………………………………..1
  3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………..2
  4. Sistematika Penulisan ………………………………………………………...2

BAB II  AYAT-AYAT PRODUKSI DALAM ILMU EKONOMI ……………....3
  1. Pengertian Produksi menurut Al-Quran ……………………………………...3
  2. Etika Produksi dalam Islam …………………………………………………..3
  3. Penafsiran Q.S. An-Nahl ayat 65-69 ………………………………………....4
  4. Penafsiran Q.S. An-Nahl ayat 80-81 …............................................................7
  5. Penafsiran Q.S. Hud ayat 37 ………………………………………………….9
  6. Penafsiran Q.S. Al-Hadid ayat 25 …………………………………………...10

BAB III  PENUTUP ……………………………………………………………….13
  1. Kesimpulan……………………………………………………………….....13
  2. Saran…………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...14








AYAT-AYAT PRODUKSI DALAM ILMU EKONOMI
Abstrak
Kitab suci Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian yang luas. Al-Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan bukannya untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an, yang tidak memperbolehkan produksi barang-barang mewah yang berlebihan dalam keadaan apapun.
Namun demikian, secara jelas peraturan ini memberikan kebebasan yang sangat luas  bagi manusia untuk berusaha memperoleh kekayaan yang lebih banyak lagi dalam memenuhi tuntutan hidup ekonomi. Dengan memberikan landasan rohani bagi manusia sehingga sifat manusia yang semula tamak dan mementingkan diri sendiri menjadi terkendali. Tapi bagaimana cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari secara benar?
Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim  dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan) demikian pula produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah (kebahagiaan)  tersebut.
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).
Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006). Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).
Kegiatan produksi dalam perspektif Islam bersifat alturistik sehingga produsen tidak  hanya mengejar keuntungan  maksimum saja. Produsen harus mengejar tujuan yang lebih luas sebagaimana tujuan ajaran Islam yaitu falah didunia dan akhirat. Kegiatan produksi juga harus berpedoman kepada nilai-nilai keadilan dan kebajikan  bagi masyarakat.
            Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk mengahasilkan barang dan jasa kegiatan produksi  melibatkan banyak faktor produksi. Beberapa implikasi mendasar  bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain : Seluruh kegiatan produksi  terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami, kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan, permasalahan ekonomi  muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.




















































































































































1 komentar: