FAKTOR PENDUKUNG BELAJAR
MAKALAH
Disusun sebagai salah
satu tugas Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar
yang
dibimbing oleh:
Bapak Nana Sumarna, M A.
Semester
V B.
Disusun oleh:
KELOMPOK
III :
1.
NURKHOLIS
2.
NURHIDAYAT
3.
NURLIA
ALIYAH
4.
NURMAWATI
5.
NURJUWAEDAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG ( UMT
)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sekretariat
: Jl. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol -
Kota Tangerang - Banten 15118
2011 M / 1432 H
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya
kepada kita semua selaku para hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju terangnya Iman
dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Alasan penulis memilih judul: “Faktor
Pendukung Belajar
” adalah agar penulis lebih memahami
tentang Faktor Pendukung Belajar
dan sebagai salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar semester
V fakultas Agama Islam.
Dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1.
Bapak. H. Ahmad Badawi S.Pd, M.M
selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang.Bapak.
2.
Bapak Nana Sumarna, M.A. selaku selaku dosen pembimbing
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
3.
Rekan-rekan seperjuangan dalam
menuntut ilmu di Kampus Universitas Muhammadiyah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan rekan-rekan mahasiswa. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun
akan saya terima demi kesempurnaan diskusi atau pun ilmu pengetahuan saya selanjutnya
dimasa yang akan datang.
Tangerang, 21 Oktober
2011 M
|
23 Dzulqaidah 1432 H
|
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
……………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI
……………………………………………………………….......................ii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..1
BAB
II FAKTOR PENDUKUNG BELAJAR……………………………........................3
BAB
III PENUTUP …………………………………………………………………….....11
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………..........12
|
BAB
I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Ada banyak faktor
pendukung untuk keberhasilan suatu proses pendidikan. Misalnya Kurikulum yang
solit, tenaga pendidik yang profesional, sarana pendidikan yang lengkap,
suasana belajar yang tenang, tingkat inteligensi siswa yang diatas rata-rata
dan lain-lain.Namun demikian proses pendidikan tetap berlangsung hingga saat
ini meskipun tidak selalu didukung oleh faktor-faktor pendukung tersebut.
Sehingga produk sumber daya manusia yang dikeluarkan menjadi lulusan yang tidak
memiliki keterampilan khusus yang bisa diandalkan untuk menopang kehidupannya
di masa yang akan datang.Secara garis besar pendidikan di Indonesia umumnya.
Pola pendidikan masih mengacu pada kuantitas peserta didik, belum memikiran
kualitas. Sehingga proses pendidikan berjalan tidak maksimal sebagaimana yang
diharapkan. Cendrung peserta didik hanya menghabiskan waktu datang kesekolah
dan pulang tanpa memiliki bekal ilmu yang secara pasti bisa diaplikasikan dalam
kehidupan mereka sehari-hari.Yang lebih parah lagi di daerah-daerah terpencil
dan jauh dari jangkauan pembangunan. Kesemua faktor pendukung itu kadang-kadang
tidak dimiliki sama sekali. Namun proses pendidikan tetap harus berjalan.
B. Rumusan masalah
Berangkat dari latar
belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis Rumuskan sebagai
berikut:
1. Apa
pengertian belajar itu?
2. Apa sajakah
beberapa aktivitas belajar itu?
3. Apa Faktor-Faktor Individual itu?
4. Apa Implikasi Teori-Teori Belajar dari Psikologi
Behavioristik itu?
5.
Apa Implikasi
Teori-Teori Belajar dari Psikologi Kognitif itu?
6.
Apa Implikasi Teori
Belajar Humanistik itu?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa tujuan penulisan
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui
pengertian belajar.
2.
Untuk mengetahui
beberapa aktivitas belajar.
3.
Untuk mengetahui
Faktor-Faktor Individual.
4.
Untuk mengetahui
Implikasi Teori-Teori Belajar dari Psikologi Behavioristik.
5.
Untuk mengetahui
Implikasi Teori-Teori Belajar dari Psikologi Kognitif.
6.
Untuk mengetahui Implikasi Teori Belajar Humanistik.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini
dibagi menjadi 3 bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi uraian tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB
II FAKTOR PENDUKUNG BELAJAR
Faktor
Pendukung Belajar
berisi uraian tentang pengertian pengertian belajar, beberapa aktivitas
belajar, Faktor-Faktor Individual Implikasi Teori-Teori Belajar dari Psikologi
Behavioristik, Implikasi Teori-Teori
Belajar dari Psikologi Kognitif dan Implikasi Teori Belajar
Humanistik.
BAB
III PENUTUP
Penutup
berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar
Pustaka berisi
referensi penulis dalam menyusun makalah ini.
BAB II
FAKTOR PENDUKUNG BELAJAR
A. Pengertian
Belajar
Menurut James O.
Whittaker, belajar didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Learning may be defined as the process by which behavior originates or
is altered through training or experience. Dengan demikian
perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan,
kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai
belajar.
Definisi yang tidak
jauh berbeda dengan definisi tersebut dikemukakan oleh Cronbach dalam bukunya
yang berjudul Educational Psychology
sebagai berikut. Learning is shown by
change in behaviour as a result of experience.
Dengan demikian belajar
yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang
berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat
indranya.
Satu definisi lagi yang
perlu dikemukakan di sini yaitu yang dikemukakan oleh Howard L. Kingsley
sebagai berikut. Learning is the process
by wich behavior (in the broader sense) is originated or changed through
practice or training.(Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).
Menurut pengertian
secara Psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam
seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai
berikut: ”Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
Jika
demikian, apakah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar?
1. Perubahan
yang terjadi secara sadar.
Contoh: ia menyadari
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, dan kebiasaannya bertambah.
2. Perubahan
dalam belajar bersifat fungsional.
Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya. Perubahan ini akan terus menerus berlangsung
hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
3. Perubahan
dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Dalam perbuatan
belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4. Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan
yang bersifat sementara atau temporer yang terjadi hanya untuk beberapa saat
saja, dan perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen.
5. Perubahan
dalam belajar, bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa
perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Dan
perubahan belajar terarah perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan
yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar, meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku.
B. Beberapa
Aktivitas Belajar
1.
Gambaran tentang set belajar.
Suatu set adalah arah
atau sikap terhadap pekerjaan. Didalam suatu terdapat berbagai alternatif objek
atau materi. Manfaat dari set belajar adalah membuat si pelajar mempunyai
kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatif tindakan mencapai tujuan. Set
belajar mengarahkan perhatian hal-hal relevan dengan kebutuhan dan motivasi si
pelajar serta menemukan tujaun atau alternatif tindakan yang paling baik.
2.
Aktivitas
belajar dalam berbagai situasi.
-
Mendengarkan.
Percakapan memberikan kesempatan
situasi tersendiri bagi ornag-orang yang terlibat ataupun yang tidak terlibat
tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi ini memberikan
kesempatan kepada seseorang untuk belajar.
-
Memandang.
Setiap stimulus visual
memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Alam sekitar kita, termasuk
juga sekolah dengan segenap kesibukannya, merupakan objek-objek yang memberi kesempatan untuk
belajar.
-
Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap.
Meraba, Membau, dan
Mengecap adalah aktivitas sensoris seperti halnya pada mendengarkan dan
memandang. Aktivitas meraba, membau, dan mengcap dapat dikatakan belajar
apabila aktivitas-aktivitas tersebut didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk
mencapai tujaun dengan set tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
-
Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi.
Membuat ikhtisar atau
ringkasan membantu kita dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam
buku untuk masa-masa yang akan datang.
-
Mengamati table-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan.
-
Menyusun paper atau kertas kerja.
-
Mengingat.
Mengingat yang didasari
atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut
adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan
dengan aktivitas-aktivitas belajar lainnya.
-
Berfikir
Berfikir adalah
termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir, orang memperoleh penemuan baru,
setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar-hubungan.
-
Latihan atau praktek
Dalam kegiatan berlatih
atau praktek, segenap tindakan subjek terjadi secara integrative dan terarah ke
suatu tujaun. Hasil latihan atau praktek itu sendiri akan berupa pengalaman
yang dapat mengubah diri subjek serta mengubah lingkungannya.
3.
Faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar yang
dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor
eksternal).
Yang
tergolong faktor internal adalah:
1)
Faktor
jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
2)
Faktor
Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang bersifat diperoleh yang
terdiri dari:
a.
Faktor intelektif yang meliputi:
- Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
- Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki.
a.
Faktor
non-intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan , minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3)
Faktor
kematangan fisik maupun psikis.
Yang
termasuk golongan faktor eksternal, ialah:
1.
Faktor sosial
yang terdiri dari:
a. Lingkungan
keluarga;
b. Lingkungan
sekolah;
c. Lingkungan
masyarakat;
d. Lingkungan
kelomok.
2.
Faktor budaya
seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
3.
Faktor
lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4)
Faktor
lingkungan spiritual atau keamanan.
Dari sekian banyaknya
faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a.
Faktor-faktor
stimulus belajar
Yang dimaksud dengan
stimulus belajar disini adalah segala hal diluar individu itu untuk mengadakan
reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material,
penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari
oleh pelajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimulus belajar,
diantaranya:
1.
Panjangnya bahan
pelajaran.
2.
Kesulitan bahan
pelajaran.
3.
Berartinya bahan
pelajaran.
4.
Berat ringannya
tugas.
5.
Suasana
lingkungan eksternal.
b. Faktor-faktor metode belajar
Metode mengajar yang
dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai si pelajar.
Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang
berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal
berikut ini.
1)
Kegiatan
berlatih atau praktek
2)
Overlearning dan
drill.
Overlearning berlaku
bagi latihan keterampilan motorik seperti main piano atau menjahit, sedangkan
drill berlaku bagi kegiatan berlatih abstraksi seperti berhitung. Mekanisme
drill tidak berbeda dengan overlearning, baik drill maupun overlearning berguna
untuk memantapkan reaksi dalam belajar.
1.
Resitasi selama
belajar
Kombinasi kegiatan
membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca
itu sendiri, maupun untuk menghafal bahan pelajaran.
2.
Pengenalan
tentang hasil-hasil belajar.
3.
Belajar dengan
keseluruhan dan dengan bagian-bagian.
4.
Menggunakan
modalitas indra.
Sehubungan dengan
modalitas indra, ada 3 imperi yang penting dalam belajar, yaitu oral (dalam
belajar siswa perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau
mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain), visual (dalam belajarnya siswa
lebih banyak menggunakan indra penglihatan), kinestetik (siswa banyak
menggunakan fungsi motorik).
5.
Bimbingan dalam
belajar
6.
Kondisi-kondisi
insentif
Insentif berbeda dengan
motivasi. Motivasi berhubungan dengan pertumbuhan kondisi internal berupa
motif-motif yang merupakan dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan insentif adalah objek atau situasi
eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Intensif itu bukan tujuan
melainkan alat untuk mencapai tujaun. Intensif dapat diklarifikasikan menjadi 2
macam, yaitu:
-
Intensif
intrinsic, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan
tujuan.
-
Intensif
ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional
dengan tugas.
C. Faktor-Faktor
Individual
Selain faktor-faktor
stimulus dan metode belajar, faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya
terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual dua itu menyangkut
hal-hal berikut.
1.
Kematangan
Kematangan dicapai oleh
individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya. Kematangan memberikan kondisi
dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk system syaraf dan fungsi otak menjadi
berkembang.dengan berkembangnya fungsi otak dan system syaraf, hal ini akan
menumbuhkan kapasitas mental seseorang.
2.
Faktor usia
kronologis
Semakin tua usia
individu, semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya. Usia
kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan belajar
individu.
3.
Faktor perbedaan
jenis kelamin.
4.
Pengalaman
sebelumnya.
5.
Kapasitas mental
Kapasitas adalah
potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai keterampilan/kecakapan.
Akibat hereditas dan lingkungan, berkembanglah kapasitas mental individu yang
berupa intelegensi. Dan intelegensi seseorang menentukan prestasi belajar
seseorang itu.
6.
Kondisi
kesehatan jasmani.
7.
Kondisi
kesehatan rohani
Gangguan dan cacat
mental pada seseorang sangat menggangu hal belajar orang yang bersangkutan.
8.
Motivasi
Motivasi sangat penting
bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan organism, mengarahkan
tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi
kehidupan individu.
D. Implikasi
Teori-Teori Belajar dari Psikologi Behavioristik
a.
Prosedur-prosedur
pengembangan tingkah laku baru
1.
Shaping
Kebanyakan
yang diajarkan di sekolah-sekolah adalah tingkah laku kompleks, bukan hanya
simple response. Tingkah laku yang kompleks ini dapat dijarkan melalui proses shaping dan successive approximations. Proses ini dimulai dengan penetapan
tujuan, kemudian diadakan analisis tugas, langkah-langkah kegiatan murid dan reinforcement terhadap respon yang
diinginkan.
2.
Modelling
Modelling adalah suatu
bentuk belajar mengikuti kelakuan orang lain sebagai model. Tingkah laku
manusia lebih banyak dipelajari melalui modeling atau imitasi daripada melalui
pengajaran langsung.
b.
Prosedur-prosedur
pengendalian atau perbaikan tingkah laku
1.
Memperkuat tingkah laku bersaing
2.
Ekstingsi
Ekstingsi dilakukan dengan
membuat/meniadakan peristiwa-peristiwa penguat tingkah laku. Ada jenis-jenis
tingkah laku yang dapat diabaikan oleh guru-guru terutama tingkah laku yang
menyinggung perasaan murid-murid. Ekstingsi berlangsung terutama jika
reinforcement itu berupa perhatian. Apabila murid memperhatikan ke sana ke
mari, maka perubahan interaksi guru murid akan menghentikan tingkah laku murid
tersebut.
3.
Satiasi
Satiasi adalah suatu
prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan berulang-ulang sehingga ia
menjadi lelah atau jera. Contoh seorang ayah mergoki anak kecilnya merokok
menyuruh anak merokok sampai habis.
4.
Perumahan
lingkungan stimulus
Jika suatu tugas sulit
dikerjakan murid, maka guru dapat mengganti dengan tugas yang kurang begitu
sulit.
5.
Hukuman
Hukuman dapat mengatasi
tingkah laku yang diinginkandalam waktu singkat akan tetapi perlu disertai
dengan reinforcement.
c.
Langkah-langkah
dasar modifikasi tingkah laku
Berikut ini adalah
langkah-langkah bagi guru dalam mengadakan analisis dan modifikasi tingkah
laku.
1.
Rumuskan tingkah laku yang ubah
secara operasional.
2.
Amatilah frekuensi tingkah laku
yang perlu diubah.
3.
Ciptakan situasi belajar sehingga
terjadi tingkah laku yang diinginkan.
E. Implikasi
Teori-Teori Belajar dari Psikologi Kognitif
Ahli psikologi belum
puas dengan penjelasan terdahulu (stimulus-response-reinforcement).
Mereka berpendapat bahwa tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada
kognisi, yaitu suatu perbuatan mengetahui atau perbuatan pikiran terhadap
situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Tiga tokoh penting pengembang teori
psikologi kognitif, yaitu:
1.
Piaget, yang
mengemukakan tentang perkembangan kognitif anak sesuai dengan perkembangan usia
(gognitive developmental perpertive).
2.
Bruner, yang
mengembangkan psikologi kognitif dengan menemukan metode belajar discovery.
3.
Ausubel, yang
berpendapat: jika pengetahuan disusun dan disajikan dengan baik, siswa akan
dapat belajar dengan efektif melalui buku teks dan metode-metode ceramah.
F. Implikasi Teori
Belajar Humanistik
Pendekatan humanistik
diikhtisarkan sebagai berikut:
1.
Siswa akan maju
sesuai dengan iramanya sendiri dengan suatu perangkat materi yang sudah
ditentukan lebih dulu untuk mencapai suatu perangkat tujuan yang telah
ditentukan pula dan para siswa bebas menentukan cara mereka sendiri dalam
mencapai tujuan mereka sendiri.
2.
Pendidikan
aliran humanistik memiliki perhatian yang murni dalam pengembangan anak-anak
meski terdapat perbedaan-perbedaan individual.
3.
Ada perhatian yang kuat terhadap pertumbuhan pribadi
dan perkembangan siswa secara individual.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal penting yaitu:
1.
Pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: ”Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan”.
2.
set adalah arah
atau sikap terhadap pekerjaan. Didalam suatu terdapat berbagai alternatif objek
atau materi. Manfaat dari set belajar adalah membuat si pelajar mempunyai
kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatif tindakan mencapai tujuan.
3. Aktivitas belajar meliputi: Mendengarkan,
Memandang, Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap, Membuat ikhtisar atau
ringkasan dan menggarisbawahi, Latihan atau praktek, Berfikir, Mengamati
table-tabel/diagram-diagram dan bagan-bagan, Menyusun paper atau kertas kerja,
Mengingat.
4.
Faktor-faktor
individual: Kematangan, Faktor usia kronologis, Faktor perbedaan, jenis
kelamin, Pengalaman sebelumnya, Kapasitas mental, Kondisi kesehatan jasmani, Kondisi
kesehatan rohani, Motivasi.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam semester V. Apabila dalam penulisan makalah
ini terdapat kekurangan penulis meminta kepada pembaca umumnya dan khususnya
kepada bapak dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar ini untuk
memberikan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini. Mudah-mudahan Allah
Swt senantiasa memberkahi kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Ahmadi, H. Drs., Psikologi Umum. 2003. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Abu Ahmadi, H. Drs. dan Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
www.google.com/file:///G:/faktor-pendukung-keberhasilan-proses.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar