Selasa, 11 September 2012

MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM


MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
yang dibimbing oleh:
Bapak Ahmad Fauzi, S.S
Semester V B.
γΏ·ᛯ௔
   Disusun oleh:
KELOMPOK VI :
1.      NURKHOLIS
2.      NITA KAMALASARI
3.      SYARIFUDIN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG ( UMT )
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sekretariat : Jl. Perintis Kemerdekaan I/33  Cikokol - Kota Tangerang - Banten 15118
2011 M / 1432 H

 
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua selaku para hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju terangnya Iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Alasan penulis memilih judul: “Masa Kejayaan Pendidikan Islam  adalah agar penulis lebih memahami tentang masa kejayaan pendidikan Islam dan sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam  semester V fakultas Agama Islam.
Dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1.      Bapak. H. Ahmad Badawi, S.Pd, M.M. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang.Bapak.
2.      Bapak Ahmad Fauzi, S.S. selaku selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam.
3.      Rekan-rekan seperjuangan dalam menuntut ilmu di Kampus Universitas Muhammadiyah.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan-rekan mahasiswa. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan diskusi atau pun ilmu pengetahuan saya selanjutnya dimasa yang akan datang.

Tangerang,    11 November  2011 M
                       15 Dzulhijjah 1432 H


Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….....i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...ii
BAB I  PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
  1. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………......1
  2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………........1
  3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………..........2
  4. Sistematika Penulisan………………………………………………………………….......2

BAB II  MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM ………………………………….........3
A.     Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam.........................................................................3
     B.  Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejayaan Pendidikan Islam............................................7
C.  Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa Lalu…………………………………9

BAB III  PENUTUP…………………………………………………………………………...13
A.     Kesimpulan………………………………………………………………………..........13                          
B.     Saran……………………………………………………………………………….......13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14


 
BAB I
Pendahuluan

A. Latar belakang
Masa berkembang pesatnya kebudayaan Islam, ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaanIslam. Lembaga-lembaga pendidikan, sekolah – sekolah dan universitas –universitas tersebut nampak sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk polakehidupan dan pola budaya kaum muslimin. Berbagai ilmu pengetahuan yangberkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan danpengembangan berbagai macam aspek budaya kaum muslimin. Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap tantangan dari pola budaya yang telah berkembang dari bangsa – bangsa baru yang memeluk agama Islam, akan tetapi sekarang harus merupakan jawaban terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam sendiri yang tumbuh sangat pesat.
Kebudayaan Islam telah berkembang demikian cepatnya sehingga menjadi unggul dan bahkan menjadi puncak kebudayaan umat manusia pada zaman itu. Kebudayaan Islam pada masa ini, bukan saja mendatangkan kesejahteraan bagi kaum muslimin, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan bagi umat manusia pada umumnya, mendatangkan rahmatan lil’aalamin.Dalam perkembangan kebudayaan Islam, nampak adanya dua factor yang saling mempengaruhi, yaitu faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri, dan faktor ekstern, yaitu berupa rangsangan dan tantangan dari luar. Tetapi sebenarnya pengaruh dari luar tersebut, hanyalah berupa sekedar sebagairangsangan atau tantangan saja, agar potensi pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri bisa tumbuh dan berkembang. Yang paling menentukan adalah jiwa dan semangat kaum muslimin, terutama para ahlinya dalam penghayatan dan pengalaman ajaran Islam sebagaimana terangkum dalam Al-Qur’an.

B. Rumusan masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis Rumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana perkembangan pendidikan Islam itu?
2.      Apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu?
3.      Bagaimana bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa tujuan penulisan sebagai berikut : 
1.      Untuk mengetahui perkembangan pendidikan Islam.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam.
3.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu.

D.  Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi 3 (tiga) bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
Masa Kejayaan Pendidikan Islam berisi uraian tentang perkembangan pendidikan Islam, faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam, dan bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu.
BAB III PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka berisi referensi penulis dalam menyusun makalah ini.






BAB II
MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

A. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenalsebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah berkembang lembaga–lembaga pendidikan Islam yang bersifat non formal. Lembaga–lembaga ini berkembang terus dan bahkan bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bentuk – bentuk lembaga pendidikan non formal yang semakin luas. Diantara lembaga – lembaga pendidikan Islam yang bercorak non formal tersebut adalah :
a. Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar
Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Jadi katab adalah tempat belajar menulis. Diantara penduduk Mekkah yang mula – mula belajar menulis huruf arab adalah sufyan Ibnu Umayyah Ibnu Abdu Syams, dan Abu Qais Ibnu Abdi Manaf Ibnu zuhroh Ibnu Kilat. Keduanya mempelajarinya di negeri Hirah. Sewaktu agama Islam diturunkan Allah sudah ada di antara para sahabat yang pandai tulis dan membaca.ayat alquran yang pertama diturunkan adalah memerintahkan untuk membaca dan memberikan gambaran bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam. Karena  tulis baca semakin terasa perlu maka khuttab sebagai tempat belajar tulis membaca terutama bagi anak-anak berkembang dengan pesat. Pada mulanya kuttab dilaksanakan dirumah-rumah, guru-guru yang bersangkutan dan diajarkan adalah menulis dan membaca. Kemudian pada akhir abad pertama hijriah mulai timbul jenis kuttab yang disamping memberikan pelajaran menulis dan membaca juga mengajarkan membaca alquran dan pokok-pokok ajaran agama. Selanjutnya, berkembang kuttab tersebut manjadi lembaga pandidikan dasar yang bersifat formal yang mengajarkan ilmu bacaan, hitungan, tulisan, dan tempat para remaja belajara dasar-dasar ilmu agama fiqih, hadis, dan bahasa.
b. Pendidikan rendah di istana
Timbulnya pendidikan rendah di isatana untuk anak-anak para pejabat adalah berdasarkan pemikiran bahwa pedidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan tugas-tuganya kelak setelah ia dewasa. Olek karena itu mereka memanggil guru-guru khusus pad anak-anak mereka. Pendidikan di istanberbeda dengan pendidikan anak-anak di kuttab pada umumnya. Istana, orang tua yang membuat rencana pembelajaran agarselaras dengan anaknya dan tujuan yang dihendaki orang tua tercapai. Guru yang mengajar di istana disebut mu’addib, karena berfungsi mendidik budi pengerti dan mewariskan kecerdasan, pengetahuan-pengetahuan orang-orang terdahulu kepada anak pejabat.
c. Toko-toko kitab
Pada permulaan daulat abbasiah, di mana ilmu pengetahuan dan kebuadayaan islam sudah tumbuh dan berkembang yang diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan maka berdirilah tokotoko kitab. Saudagar-saudagar buku itu bukanlah semata-semata mencari keuntungan akan tetapi kebanyakan mereka sastrawa-sastrawan yang telah memilih usaha sebagai pedagang kita agar mereka dapat kesempatan yang baik untuk membaca, menelaah dan bergaul dengan para ulama dan para pujangga. Dengan demikian toko-toko kitab berkembang fungsinya sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan ahli ilmu untuk berdiskusi, berdebat dalam berbagai masalah ilmiah. Jadi segalikus sebagi lembaga pendidikan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
d. Rumah-rumah para ulama
Walaupun sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untu memberikan pelajaran namun pada zaman kejayaan perkembanga ilmu pengetahuan, kebudayaan islam banyak juga rumah para ulama di jadikan tempat belajar dan perkembangan ilmu pengetahuan di antaranya : Rumah Ibnu Sina, Algazali, Ali Ibnu Muhammad Fasihi, Ya’kub Ibnu Killis, Wazir khalifah Al Aziz dan lain-lain.
e. Majelis atau salon kesusastraan
Majlis maksudnya adalah suatu majelis khusus yang diadakan khalifah untuk membahas macam-macan ilmu pengetahuan. Majelis ini bermula sejak khalifah al rasyidin. Pada harun alrasid (170-193 hijriyah) majlis sastra ini mengalami kemajuan yang luar bisaa karena khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai kecerdasan sehingga khalifah aktif didalamnya. Di samping itu pada masa tersebut dunia islam diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masanya sering di adakan pelombaan antar ahli-ahli syair, perdebatan antar fuqaha, dan diskusi diantara para sarjana berbagi macan ilmu pengetahuan, juga diadakan sayembara diantara ahli kesenian dan pujangga.
f. Badiah (padang pasir, dusun tempat tinggal badwi).
Di badiah-badiah tempat tinggal orang-orang arab dipadang mereka, tetap memperthankan keaslian, kemurnian bahasa arab. oleh karena itu khalifah mengirim anak-anaknya ke badiah-badiah untuk mempelajari bahasa arab yang fasih lagi murni dan syair-syair dari sumbernya yang asli. Banyak ulama dan ahli ilmu pengetahuan lainnya yang pergi ke badiah-badiah denga tujuan untuk mempelajari bahasa dan kesusastraan arab yang asli dan murni diantaranya:
1. Al Khalid Bin Ahmad (160 H) dia pergi kebadiah Hijaz, najd, dan tihamah.
2. Bajar Bin Burd (167 H) ia belajar kepada 80 orang Syekh di Banil Aqil.
3. Al Kasai (182 H) ia belajar di badiah dan menghabiskan 15 botol tinta untuk menulis tentang  arab
4. Imam Syafi’i (204 H) ia belajar di hudzail selama 17 tahun.
Badiah-badiah tersebut lalu menjadi sumber ilmu pengetahuan dan berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam.
g. Rumah Sakit.
Rumah sakit bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang sakit tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan. Mereka mengadakan berbagai penelitian dan percobaan dalam bidang kedokteran dan obat-obatan sehingga berkembang dalam kedokteran dan farmasi. Dengan demikian rumah sakit dalam dunia islam juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan.
h. Perpustakaan
Buku merupakan sumber informasi berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada dan telah dikembangkan oleh para ahlinya. Buku adalah sarana utama dalam usaha pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan. Berkembangnya perpustakaan yang sifatnya umum yang diselenggarakan oleh pemerintah atau merupakan wakap dari para ulama dan sarjana. Perpustakaan-perpustakaan pada masa jayanya dunia islam menjadi aspek budaya yang penting dan sekaligus sebagai tempat belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan adapun macam-macam perpustakaan dimasa kejayaan pendidikan islam yaitu :
1.  Perpustakaan yang paling terkenal di Bagdad Selama kepemimpinan almakmur (tahun 813-833) adalah Bayt-Al Hikmah; didirikan oleh khalifah harun Arasyid. Perpustakaan ini berisi ilmu-ilmu agama islam dan bahasa arab dan ilmu umum yang terjemahkan dari bahasa yunani, Persia, India, qibty dan arami .
2.  Perpustakaan di marv, Persia timur; al maqrizi menyebutkan perpustakaan yang didirikan disamping madrasah al-fadhiliyah mempunyai buku sejumlah 100.000 buah.hal ini terjadi pada masa orang-orang belum mengenal percetakan.
3.   Perpustakaan Al Haidariyah di Najaf (irak) di sebelah makam Ali bin Abi thalib
4.  Perpustakaan madrasah nizamiyah bagdad; menurut salabi perpustakaan dimadrasah ini memuat 6000 judul.
5.  Perpustakaan Darul Hikmah di kairo didirikan oleh al hakim biamrillah al fathimy tahun 395 H. Para pendukungnya yang kaya menyediakan tinta,kertas,meja-mejadan ruan belajar bagi para ilmuan dan pelajar.
6.  Perpustakaan universitas kordova dispanyol didirikan oleh Abdurrahman Al Nasyir.
7.  Perpustakaan sabur didirikan pada tahun 383 H oleh Abu nasr sabur bin addssyir dalam perpustakaan ini kurang lebih ada 10400 jilid buku.
8.  Perpustakaan khalifah Dinasti Fathimiyyah kedua, Al-Aziz (975-996). Adapun ilmu-ilmu kuno yaitu ilmu alam dan filsafat hellenistik yang ada di perpustakaan ini berjumlah 18000 buku.
i. Masjid
Semenjak berdirinya di zaman Nabi Muhammad masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kehidupan kaum muslimin, masjid menjadi tempat musyawarah, mengadili perkara, menyampaikan penerangan agama, dan tempat menyelenggarakan pendidikan. Kemudian pada masa khalifah umayyah berkembang fungsinya menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang bersifat keagamaan. Pada masa bani Abbas dan masa perkembangan kebudayaan islam, masjid-masjid yang didirikan oleh para pengusaha dilengkapi dengan sarana dan fasilitas pendidikan fungsinya tempat pendidikan anak-anak, tempat mengaji dari ulama-ulama tempat diskusi dan munazarah dalam berbagai ilmu pengetahuan dan dilengkapi dengan perpustakaan. Demikianlah masjid selalu fungsi utamanya sebagai tempat komunikasi dengan tuhan juga sebagai lembaga pendidikan islam.
j. Ribath (Khaniqah)
Ialah kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Ribath yang terbesar adalah di sebelah utara negeri Syam (Syiria) dan utara Afriqiah (Tunisia). Ribath digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang sufi dan tempat penginapan alim ulama dan pelajar yang datang dari luar negeri untuk belajar hadits, ilmu agama, dan bahasa Arab.



B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejayaan Pendidikan Islam
1. Berdirinya sekolah-sekolah
Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah bahwa:
a) Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Yang didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling mengganggu, di samping mengganggu, orang-orang yang beribadah dalam masjid. Keadaan demikian mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqoh tersebut keluar lingkaran masjid dan didirikan bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang kuliah atau kelas-kelas tersendiri.dengan demikian kegiatan pengajaran dari khalaqoh-khalaqoh tidak saling mengganggu satu sama lain.
b)  Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum maka diperlukan semakin banyak khalaqahkhalaqah (lingkaran pengajaran ),yang tidak mungkin keseluruhan tertampung dalam ruang masjid. Di samping itu terdapat faktor-faktor lainnya, yang mendorong bagi para penguasa dan pemegang pemerintahan pada masa itu untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai bangunan yang terpisah dari masjid antara lain:
a)  Pada masa Turki mulai berpengaruh dalam pemrintahan bani abbasiyah, dan untuk memprtahankan kedudukan mereka dan pemerintahan, mereka berusaha menarik hati kaum muslimin pada umumnya dengan jalan memperhatikan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat umum.
b) Mereka mendirikan sekolah-sekolah diberbagai tempat dan dilengkapi dengan segala sarana dan fasilitas yang diperlukan. Mereka mendirikannya disamping dengan harapan untuk mendapatkan simpati dari umumnya dan juga berharap mendapat ampunan pahala dari tuhan.
c) Para pembesar Negara pada masa itu dengan kekuasaannya telah berhasil mengumpulkan harta kekayaan yang banyak. Mereka kuatir kalau nantinya kekayaan tersebut tidak bisa diwariskan kepada anak-anaknya kaerna diambil oleh sultan, anak-anak mereka hidup terlantar dan hidup dalam kemiskinan. Di samping itu, didirikannya madrasah-madrasah tersebut ada hubungannya dengan usaha untuk mempertahankan dan mengembangakan aliran keagamaan dari para pembesar Negara yang bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka mempersyaratkan harus diajarkan aliran agama tertentu, dan dengan demikian aliran keagamaan tersebut akan berkembanga dalam masyarakat. Adapun lembaga pendidikan formal :
a. Madrasah Nizamiah didirikan oleh Nizam Al Mulk, perdana menteri saljuk pada madrasah besar, diantaranya Baghdad, Balkh, Naidabur, Harat, Asfahan, Basran, Marw, dan Masul. Tetapi madrasah Nizamiah Baghdad adalah madrasah terbesar dan terpenting. Tujuan Nizam Al Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu adalah memperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan madzhab keagamaan pemerintahan. Guru-guru madrasah ini diantaranya Abu Ishaq As Syiraji (guru tetap), Abu Nasr As Sabagh, Abu Qasim Al’alawi, Abu Abdullah Al-thabari, Abu Hamid Al Ghazali, Radliyudin Al Kazwaeni dan Al Fairuz Abadi. Rencana pengajaran adalah ilmu syari’ah dan ilmu fiqh dalam4 madzhab.
b. Madrasah nuruddin zinki, didirikan oleh nuruddin zinki di damaskus. Madrasah yang didirikan yaitu madrasah An Nuriyah Al Qubra di Damaskus (563 H). Gedung madrasah terdiri dari diwan (aula tempat kuliah), masjid, tempat istirahat untuk guru, asrama, tempat tinggal pesuruh madrasah, kamar kecil dan lapangan. Ilmu-ilmu yang di ajarkan yaitu ilmu al qur’an, syari’ah, bahasa arab, kedokteran, dan ilmu pasti.
c. Perguruan Tinggi
1)  Baitul Hikmah di Baghdad, didirikan pada masa harun Al-Rasyid (170-193 H). kemudian di perbesar oleh khalifah Al-ma’mun (198-218). Pada Baitul Hikmah bukan saja di ajarkan ilmu-ilmu agama islam, tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, kimia, falaq, dan lain-lain. Guru besar Baitul Hikmah adalah salam, yang menguraikan teori-teori ilmu pasti dalam al Maj’sthi (almageste) kitab karangan bathlimus (ptolemee). Kemudian guru besar al khawarizmi, ahli ilmu pasti, ahli falaq, dan pencipta ilmu aljabar. Guru besar Muhammad bin musa bin syakir, seorang ahli ilmu ukur, ilmu bintangdan falaq. Di Baitul Hikmah dikumpulkan buku-buku ilmu pengetahuan dalam bermacam-macam bahasaseperti bahasa Arab, Yunani, Suryani, Persia, India, dan Qibtia.
2) Darul Ilmi di Kairo. Didirikan oleh al Hakim Biamrillah Al Fathimi dipinggir sungai nil untuk menyaingi Baitul Hikmah di Baghdad.ilmu yang di ajarkan diantaranya: ilmu agama, falaq, kedokteran, dan berhitung

2.  Terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan,pada masa pemerintahan bani abbas bangsa-bangsa non arab banyak yang masuk islam.
3. Pengaruh Persia: bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra.
4. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan ekonomi.
5.  Pengaruh yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu terutama filsafat,dan juga tidak bisa dilupakan gerakan raksasa untuk menerjemahkan ilmu-ilmu yunani dan buku-bukunya kedalam bahasa arab.
Gerakan terjemahan berlangsung dalam 3 fase: fase Pertama: khalifah al mansur hingga harun arsyid pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bifang astronomi, dan manriq pada fase kedua: mulai berlangsung pada masa khalifah al ma’mun hingga tahun 300 H. Pengaruh dari kebudayaan yang sudah maju terutama melalui gerakan terjemahan, membawa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, dan juga ilmu pengetahuan agama, pengaruh gerakan terjemah terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi kedokteran filsafat, kimia dan sejarah dalam bidang astronomi terkenal nama al fazari sebagai astronomi islam yang pertama kali menyusun astrolob. Al Fargani dari Eropa yang dikenal dengan nama Al-Faragnus menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan dalam bahasa latin oleh Gerard Cremona dan Johannes hispalensis. Dalam kedokteran dikenal nama Al Razi dan Ibnu Sina. Dalam bidang optikal Abu Ali Al Hasan Ibnu Al-Haythami yang di Eropa dikenal dengan Al Hazem. Dalam bidang kimia terkenal nama Jabir Ibnu Hayan di matematika terkenal nama Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi. Di dalam bidang sejarah terkenal nama Al Mas’ud. Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain Al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd. Sehingga pada masa 150 tahun hampir semua ilmu yang pernah wujud di dunia pada waktu itu sudah ada dalam bahasa Arab. Sehigga bahasa Arab menjadi satu-satunya bahasa dunia yang harus kita ketahui kalau kita ingin bergerak pada bidang apapun, pada waktu itu.

C. Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa Lalu
Harun Nasution mengklasifikasikan sejarah Islam pada tiga masa yang mana periode pertama disebut dengan periode klasik dimulai tahun 650 hingga 1250 M.,sejak lahirnya islam sampai hancurnya pemerintahan Baghdad, sedangkan pada periode kedua disebut dengan periode pertengahan yaitu dari hancurnya baghdad sampai timbulnya ide-ide baru di Mesir yaitu sejak tahun 1250 hingga 1800 M. Dan terakhir periode modern yaitu mulai tahun 1800 M. hingga sekarang. Dan adapun bentuk-bentuk pendidikan islam masa klasik atau masa lalu yaitu antara lain:
a. Kurikulum
kurikulum dalam lembaga pendidikan islam dimasa klasik pada mulanya berkisar pada bidang study tertentu. Namun seiring perkembangan social dan cultural, materi kurikulum semakin luas. Pada masa Nabi di Madinah, materi pelajaran berkisar pada belajar menulis, membaca Al-Quran, keimanan, ibadah, akhlak, dasar ekonomi, dasar politik, dan kesatuan. Setelah wilayah Islam semakin luas, Islam harus bersentuhan dengan budaya masyarakat non Islam yang menyebabkan permaslahan social semakin kompleks. Problem social tersebut pada akhirnya berpengaruh besar terhadap kehidupan keagamaan dan intelektual Islam, termasuk ilmu helenistik yang terjalin kontak dengan Islam. Perkembangan kehidupan inteleketual dan kehidupan keagamaan dalam Islam membawa situasi lain bagi kurikulum pendidikan Islam. Maka, diajarkanlah ilmu-ilmu baru seperti tafsir, hadist, fikih, tata bahasa, sastra, matematika, teologi, filsafat, astronomi, dan kedokteran Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan syair. Dalam berbagai kasus-kasus lain dikhususkan untuk membaca al-Quran dan mengajaarkan sebagian prinsip-prinsip pokok agama. Sedangkan untuk anakanak amir dan penguasa, kurikulum tingkat rendahsedikiy berbeda. Di istana-istana bisanya ditegaskan pentingnya pengajaran khitabah, ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fikih.
b. Metode Pengajaran
Metode pengajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses belajar mengajar untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada anak didiknya. Melalui metode pengajaran terjadi proses internalisasi dan pemilihan ilmu oleh murid, sehingga murid dapat menyerap apa yang disampaikan gurunya. Metode pengajaran yang dipakai pada masa Masa Abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Metode lisan
Metode ini dapat berupa dikte, ceramah, qira`ah, dan dapat berupa diskusi. Dikte (imla) adalah metode untuk menyampaikan pengetahuan yang dianggap baik dan aman sehingga pelajar mempunyai catatan yang dapat membantunya terutama bagi yang daya ingatnya tidak kuat. Metode ceramah (al asma`), yaitu guru membacakan bukunya atau menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid mendengarkannya. Pada saat tertentu guru memberi kesempatan kepada murid untuk menulis dan bertanya. Metode qira`ah (membaca) biasanya digunakan untuk membaca. Sedangkan diskusi merupakan metode pengajaran dalam pendidikan Islam dengan cara perdebatan.
2. Metode hafalan
Metode ini dilakukan oleh murid dengan cara membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat di benak mereka. Dalam proses selanjutnya, murid mengeluarkan kembali pelajaran yang dihafalnya sehingga dalam suatu diskusi dia dapat merespon, mematahkan lawan, atau memunculkan ide baru.

3. Metode tulisan
Metode ini merupkan metode pengkopian karya-karya ulama. Metode ini di samping bermanfaat bagi proses penguasaan pengetahuan juga sangat besar artinya bagi penggandaan jumlah buku karena pada masa itu belum ada mesin cetak.

c. Kehidupan Murid
Ciri utama kehidupan murid dalam pendidikan tingkat dasar adalah :
1. Diharuskannya belajar membaca dan menulis.
2. Bahan pengajarannya menggunakan syair-syair dan bukan al Qur`an karena dikhawatirkan mereka membuat kesalahan yang akan menodai al Qur`an.
3. Murid-murid diajarkan membaca dan menghafalkan al Qur`an.
4. Pada sekolah dasar tidak ditentukan lamanya belajar dan tergantung pada kemampuan anak-anak.
5. Hubungan guru dan murid sebagai hubungan orang tua dan anak.
Pada pendidikan tingkat tinggi murid-murid bebas memilih guru yang mereka sukai yang dianggapnya paling baik. Di antara ciri khas pendidikan di masa Masa Abbasiyah adalah teacher oriented , yaitu kualitas suatu oendidikan tergantung pada guru. Pelajar bebas mengikuti suatu pelajaran yang dikehendaki dan bisa belajar dimana saja, misdalnya di perpustakaan, toko buku, rumah ulama atau tempat terbuka. Pelajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelajar tidak tetap, yang terdiri dari para pekerja yang mengikuti pelajaran untuk menunjang profesi dan pelajar tetap, yaitu pelajar yan g mempunyai tujuan utama untuk belajar dan menghabiskan sebagian hidupnya untuk belajar. Setiap pelajar membuat daftar guru-guru yang mengajar yang disebut Mu`jam al Masyakhah. Daftar tersebut digunakan sebagi bukti bahwa mereka telah belajar kepada guru-guru yang terkenal dan dapat mengetahui kualitas hadits yang mereka terima dari seorang guru.
d. Rihlah Ilmiyah
Yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu. Dengan adanya sistem ini pendidikan di masa Masa Abbasiyah tidak hanya di batasi dengan dinding kelas (school without wall) tetapi memberikan kebebasan kepada murid untuk belajar kepada guru-guru yang mereka kehendaki. Guru-guru juga melakukan perjalanan dan pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengajar sekaligus belajar, sehingga sistem rihlah ilmiyah disebut dengan learning society (masyarakat belajar). Kebebasan perjalanan di berbagai daerah Islam menyebabkan pertukaran pemikiran (culture contact) terus berlangsung antar masyarakat Islam sehingga dinamika sosial dan peradaban Islam terus berlangsung. Syalabi, mengutip dari Nicholson menjelaskan bahwa melakukan perjalanan ilmiah laksana lebah mencari bunga ke tempat yang jauh kemudian mereka kembali ke kota kelahirannya dengan membawa madu yang manis.
e. Wakaf
Lembaga wakaf menjadi sumber keuangan bagi lembaga pendidikan Islam. adanya sistem wakaf dalam Islam disebabkan oleh sistem ekonomi Islam yang menganggap bahwa ekonomi berhubungan erat dengan akidah dan syari`ah Islam sehingga aktifitas ekonomi memppunyai tujuan ibadah dan kemaslahatan bersama. Oleh karena itu di saat ekonomi Islam mencapai kemajuan, umat Islam tidak segan-segan membelanjakan uangnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat Islam seperti halnya untuk pelaksanaan pendidikan Islam. Dengan dipelopori penguasa Islam yang cinta ilmu seperti Harun al Rasyid dan al Ma`mun maka berdirilah lembaga-lembaga pendidikan untuk keilmuan. Menurut Syalabi, bahwa khalifah al Ma`mun adalah orang yang pertama kali memberikan pendapatnya tentang pembentukan badan wakaf.












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam non formal diantaranya; kuttab, pendidikan rendah di istana, toko-toko kitab, rumah para ulama, majelis atau salon kesusastraan, badiah(padang pasir,dusun tempat tinggal badwi), rumah sakit, perpustakaan, masjid, dan ribath. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam; adanya lembaga-lembaga formal seperti sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah, terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain yang lebih dahulu maju, dan pengaruhpengaruh dari Persia, India dan pengaruh Hellenisme di masa Abbasiyah. Dari perkembangan lembaga-lembaga serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu sendiri maka lahirlah bentuk-bentuk kejayaan pendidikan islam pada masa klasik diantaranya; Kurikulum, metode pengajaran, kehidupan murid, rihlah ilmiyah, dan wakaf.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah  Sejarah Pendidikan Islam  pada Jurusan Pendidikan Agama Islam semester V. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan penulis meminta kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada bapak dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam ini untuk memberikan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini. Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa memberkahi kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin






DAPTAR PUSTAKA

Asrohah, Hanun. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam.Jakata: PT Raja Grafindo Persada.

Zuhairini. 2006. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar