MASA
KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam
yang
dibimbing oleh:
Bapak Ahmad Fauzi, S.S
Semester
V B.
Disusun oleh:
KELOMPOK VI
:
1.
NURKHOLIS
2.
NITA
KAMALASARI
3.
SYARIFUDIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG ( UMT )
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Sekretariat : Jl. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol - Kota Tangerang - Banten 15118
2011 M / 1432 H
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan
puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
limpahan rahmat-Nya kepada kita semua selaku para hamba-Nya. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju
terangnya Iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Alasan penulis memilih judul: “Masa
Kejayaan Pendidikan Islam
” adalah agar penulis lebih memahami
tentang masa kejayaan pendidikan Islam dan sebagai salah satu tugas
mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam semester V fakultas Agama Islam.
Dan ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :
1.
Bapak. H. Ahmad Badawi, S.Pd, M.M.
selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang.Bapak.
2.
Bapak
Ahmad Fauzi, S.S. selaku
selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam.
3.
Rekan-rekan seperjuangan dalam
menuntut ilmu di Kampus Universitas Muhammadiyah.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan-rekan mahasiswa. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan
saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan diskusi atau pun ilmu
pengetahuan saya selanjutnya dimasa yang akan datang.
Tangerang, 11 November
2011 M
|
15 Dzulhijjah 1432 H
|
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….....i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
BAB II MASA
KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM ………………………………….........3
A.
Perkembangan Lembaga Pendidikan
Islam.........................................................................3
B.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
kejayaan Pendidikan Islam............................................7
C.
Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa Lalu…………………………………9
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………………………...13
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………..........13
B.
Saran……………………………………………………………………………….......13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14
|
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Masa
berkembang pesatnya kebudayaan Islam, ditandai dengan berkembang luasnya
lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta
universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaanIslam. Lembaga-lembaga
pendidikan, sekolah – sekolah dan universitas –universitas tersebut nampak
sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk polakehidupan dan pola budaya kaum
muslimin. Berbagai ilmu pengetahuan yangberkembang melalui lembaga pendidikan
itu menghasilkan pembentukan danpengembangan berbagai macam aspek budaya kaum
muslimin. Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap
tantangan dari pola budaya yang telah berkembang dari bangsa – bangsa baru yang
memeluk agama Islam, akan tetapi sekarang harus merupakan jawaban terhadap
tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam sendiri yang tumbuh sangat
pesat.
Kebudayaan
Islam telah berkembang demikian cepatnya sehingga menjadi unggul dan bahkan
menjadi puncak kebudayaan umat manusia pada zaman itu. Kebudayaan Islam pada
masa ini, bukan saja mendatangkan kesejahteraan bagi kaum muslimin, tetapi juga
mendatangkan kesejahteraan bagi umat manusia pada umumnya, mendatangkan
rahmatan lil’aalamin.Dalam perkembangan kebudayaan Islam, nampak adanya dua factor
yang saling mempengaruhi, yaitu faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam
itu sendiri, dan faktor ekstern, yaitu berupa rangsangan dan tantangan dari
luar. Tetapi sebenarnya pengaruh dari luar tersebut, hanyalah berupa sekedar
sebagairangsangan atau tantangan saja, agar potensi pembawaan dari ajaran Islam
itu sendiri bisa tumbuh dan berkembang. Yang paling menentukan adalah jiwa dan
semangat kaum muslimin, terutama para ahlinya dalam penghayatan dan pengalaman
ajaran Islam sebagaimana terangkum dalam Al-Qur’an.
B.
Rumusan masalah
Berangkat
dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis
Rumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana perkembangan pendidikan Islam itu?
2.
Apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi
kejayaan pendidikan Islam itu?
3.
Bagaimana bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam
masa lalu itu?
C.
Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa tujuan penulisan
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui perkembangan pendidikan Islam.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kejayaan pendidikan Islam.
3.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk kemajuan pendidikan
Islam masa lalu itu.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini dibagi menjadi 3 (tiga) bab, yaitu :
BAB
I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi uraian tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB
II MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
Masa
Kejayaan Pendidikan Islam
berisi uraian tentang perkembangan pendidikan Islam, faktor-faktor yang
mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam, dan bentuk-bentuk kemajuan pendidikan
Islam masa lalu itu.
BAB
III PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan dan
saran.
DAFTAR
PUSTAKA
Daftar
Pustaka berisi
referensi penulis dalam menyusun makalah ini.
BAB II
MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
A.
Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Sebelum
timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenalsebagai lembaga
pendidikan formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah berkembang lembaga–lembaga
pendidikan Islam yang bersifat non formal. Lembaga–lembaga ini berkembang terus
dan bahkan bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bentuk – bentuk lembaga
pendidikan non formal yang semakin luas. Diantara lembaga – lembaga pendidikan
Islam yang bercorak non formal tersebut adalah :
a.
Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar
Kuttab
atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat
menulis. Jadi katab adalah tempat belajar menulis. Diantara penduduk Mekkah
yang mula – mula belajar menulis huruf arab adalah sufyan Ibnu Umayyah Ibnu
Abdu Syams, dan Abu Qais Ibnu Abdi Manaf Ibnu zuhroh Ibnu Kilat. Keduanya
mempelajarinya di negeri Hirah. Sewaktu agama Islam diturunkan Allah sudah ada
di antara para sahabat yang pandai tulis dan membaca.ayat alquran yang pertama
diturunkan adalah memerintahkan untuk membaca dan memberikan gambaran bahwa kepandaian
membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam pandangan Islam. Karena tulis baca
semakin terasa perlu maka khuttab sebagai tempat belajar tulis membaca terutama
bagi anak-anak berkembang dengan pesat. Pada mulanya kuttab dilaksanakan
dirumah-rumah, guru-guru yang bersangkutan dan diajarkan adalah menulis dan
membaca. Kemudian pada akhir abad pertama hijriah mulai timbul jenis kuttab yang
disamping memberikan pelajaran menulis dan membaca juga mengajarkan membaca
alquran dan pokok-pokok ajaran agama. Selanjutnya, berkembang kuttab tersebut
manjadi lembaga pandidikan dasar yang bersifat formal yang mengajarkan ilmu
bacaan, hitungan, tulisan, dan tempat para remaja belajara dasar-dasar ilmu
agama fiqih, hadis, dan bahasa.
b.
Pendidikan rendah di istana
Timbulnya
pendidikan rendah di isatana untuk anak-anak para pejabat adalah berdasarkan
pemikiran bahwa pedidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu
melaksanakan tugas-tuganya kelak setelah ia dewasa. Olek karena itu mereka
memanggil guru-guru khusus pad anak-anak mereka. Pendidikan di istanberbeda
dengan pendidikan anak-anak di kuttab pada umumnya. Istana, orang tua yang
membuat rencana pembelajaran agarselaras dengan anaknya dan tujuan yang
dihendaki orang tua tercapai. Guru yang mengajar di istana disebut mu’addib,
karena berfungsi mendidik budi pengerti dan mewariskan kecerdasan, pengetahuan-pengetahuan
orang-orang terdahulu kepada anak pejabat.
c.
Toko-toko kitab
Pada
permulaan daulat abbasiah, di mana ilmu pengetahuan dan kebuadayaan islam sudah
tumbuh dan berkembang yang diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam berbagai
cabang ilmu pengetahuan maka berdirilah tokotoko kitab. Saudagar-saudagar buku
itu bukanlah semata-semata mencari keuntungan akan tetapi kebanyakan mereka
sastrawa-sastrawan yang telah memilih usaha sebagai pedagang kita agar mereka
dapat kesempatan yang baik untuk membaca, menelaah dan bergaul dengan para
ulama dan para pujangga. Dengan demikian toko-toko kitab berkembang fungsinya
sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan ahli ilmu untuk berdiskusi, berdebat
dalam berbagai masalah ilmiah. Jadi segalikus sebagi lembaga pendidikan dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
d.
Rumah-rumah para ulama
Walaupun
sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untu memberikan pelajaran namun pada
zaman kejayaan perkembanga ilmu pengetahuan, kebudayaan islam banyak juga rumah
para ulama di jadikan tempat belajar dan perkembangan ilmu pengetahuan di antaranya
: Rumah Ibnu Sina, Algazali, Ali Ibnu Muhammad Fasihi, Ya’kub Ibnu Killis,
Wazir khalifah Al Aziz dan lain-lain.
e.
Majelis atau salon kesusastraan
Majlis
maksudnya adalah suatu majelis khusus yang diadakan khalifah untuk membahas
macam-macan ilmu pengetahuan. Majelis ini bermula sejak khalifah al rasyidin.
Pada harun alrasid (170-193 hijriyah) majlis sastra ini mengalami kemajuan yang
luar bisaa karena khalifah sendiri adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga
mempunyai kecerdasan sehingga khalifah aktif didalamnya. Di samping itu pada
masa tersebut dunia islam diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Pada
masanya sering di adakan pelombaan antar ahli-ahli syair, perdebatan antar
fuqaha, dan diskusi diantara para sarjana berbagi macan ilmu pengetahuan, juga
diadakan sayembara diantara ahli kesenian dan pujangga.
f.
Badiah (padang
pasir, dusun tempat tinggal badwi).
Di
badiah-badiah tempat tinggal orang-orang arab dipadang mereka, tetap
memperthankan keaslian, kemurnian bahasa arab. oleh karena itu khalifah
mengirim anak-anaknya ke badiah-badiah untuk mempelajari bahasa arab yang fasih
lagi murni dan syair-syair dari sumbernya yang asli. Banyak ulama dan ahli ilmu
pengetahuan lainnya yang pergi ke badiah-badiah denga tujuan untuk mempelajari
bahasa dan kesusastraan arab yang asli dan murni diantaranya:
1.
Al Khalid Bin Ahmad (160 H) dia pergi kebadiah Hijaz, najd, dan tihamah.
2.
Bajar Bin Burd (167 H) ia belajar kepada 80 orang Syekh di Banil Aqil.
3.
Al Kasai (182 H) ia belajar di badiah dan menghabiskan 15 botol tinta untuk
menulis tentang arab
4.
Imam Syafi’i (204 H) ia belajar di hudzail selama 17 tahun.
Badiah-badiah
tersebut lalu menjadi sumber ilmu pengetahuan dan berfungsi sebagai lembaga
pendidikan islam.
g.
Rumah Sakit.
Rumah
sakit bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang
sakit tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan
pengobatan. Mereka mengadakan berbagai penelitian dan percobaan dalam bidang
kedokteran dan obat-obatan sehingga berkembang dalam kedokteran dan farmasi.
Dengan demikian rumah sakit dalam dunia islam juga berfungsi sebagai lembaga
pendidikan.
h.
Perpustakaan
Buku
merupakan sumber informasi berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada dan telah
dikembangkan oleh para ahlinya. Buku adalah sarana utama dalam usaha
pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan. Berkembangnya perpustakaan yang
sifatnya umum yang diselenggarakan oleh pemerintah atau merupakan wakap dari
para ulama dan sarjana. Perpustakaan-perpustakaan pada masa jayanya dunia islam
menjadi aspek budaya yang penting dan sekaligus sebagai tempat belajar dan pengembangan
ilmu pengetahuan adapun macam-macam perpustakaan dimasa kejayaan pendidikan
islam yaitu :
1.
Perpustakaan yang paling terkenal di
Bagdad Selama kepemimpinan almakmur (tahun 813-833) adalah Bayt-Al Hikmah;
didirikan oleh khalifah harun Arasyid. Perpustakaan ini berisi ilmu-ilmu agama
islam dan bahasa arab dan ilmu umum yang terjemahkan dari bahasa yunani, Persia, India, qibty dan arami .
2.
Perpustakaan di marv, Persia timur;
al maqrizi menyebutkan perpustakaan yang didirikan disamping madrasah
al-fadhiliyah mempunyai buku sejumlah 100.000 buah.hal ini terjadi pada masa orang-orang
belum mengenal percetakan.
3.
Perpustakaan Al Haidariyah di Najaf
(irak) di sebelah makam Ali bin Abi thalib
4.
Perpustakaan madrasah nizamiyah bagdad;
menurut salabi perpustakaan dimadrasah ini memuat 6000 judul.
5.
Perpustakaan Darul Hikmah di kairo
didirikan oleh al hakim biamrillah al fathimy tahun 395 H. Para pendukungnya
yang kaya menyediakan tinta,kertas,meja-mejadan ruan belajar bagi para ilmuan
dan pelajar.
6.
Perpustakaan universitas kordova
dispanyol didirikan oleh Abdurrahman Al Nasyir.
7.
Perpustakaan sabur didirikan pada tahun
383 H oleh Abu nasr sabur bin addssyir dalam perpustakaan ini kurang lebih ada 10400
jilid buku.
8.
Perpustakaan khalifah Dinasti
Fathimiyyah kedua, Al-Aziz (975-996). Adapun ilmu-ilmu kuno yaitu ilmu alam dan
filsafat hellenistik yang ada di perpustakaan ini berjumlah 18000 buku.
i.
Masjid
Semenjak
berdirinya di zaman Nabi Muhammad masjid telah menjadi pusat kegiatan dan
informasi berbagai masalah kehidupan kaum muslimin, masjid menjadi tempat
musyawarah, mengadili perkara, menyampaikan penerangan agama, dan tempat
menyelenggarakan pendidikan. Kemudian pada masa khalifah umayyah berkembang
fungsinya menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang bersifat keagamaan.
Pada masa bani Abbas dan masa perkembangan kebudayaan islam, masjid-masjid yang
didirikan oleh para pengusaha dilengkapi dengan sarana dan fasilitas pendidikan
fungsinya tempat pendidikan anak-anak, tempat mengaji dari ulama-ulama tempat
diskusi dan munazarah dalam berbagai ilmu pengetahuan dan dilengkapi dengan
perpustakaan. Demikianlah masjid selalu fungsi utamanya sebagai tempat komunikasi
dengan tuhan juga sebagai lembaga pendidikan islam.
j.
Ribath (Khaniqah)
Ialah
kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk mempertahankan
negara dari serangan musuh. Ribath yang terbesar adalah di sebelah utara negeri
Syam (Syiria) dan utara Afriqiah (Tunisia). Ribath digunakan sebagai
tempat tinggal orang-orang sufi dan tempat penginapan alim ulama dan pelajar
yang datang dari luar negeri untuk belajar hadits, ilmu agama, dan bahasa Arab.
B.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejayaan Pendidikan Islam
1.
Berdirinya sekolah-sekolah
Diantara
faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah
bahwa:
a)
Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Yang
didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama
lain saling mengganggu, di samping mengganggu, orang-orang yang beribadah dalam
masjid. Keadaan demikian mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqoh tersebut
keluar lingkaran masjid dan didirikan bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang
kuliah atau kelas-kelas tersendiri.dengan demikian kegiatan pengajaran dari
khalaqoh-khalaqoh tidak saling mengganggu satu sama lain.
b)
Dengan berkembang luasnya ilmu
pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum maka diperlukan semakin banyak
khalaqahkhalaqah (lingkaran pengajaran ),yang tidak mungkin keseluruhan tertampung
dalam ruang masjid. Di samping itu terdapat faktor-faktor lainnya, yang
mendorong bagi para penguasa dan pemegang pemerintahan pada masa itu untuk
mendirikan sekolah-sekolah sebagai bangunan yang terpisah dari masjid antara
lain:
a)
Pada masa Turki mulai berpengaruh dalam
pemrintahan bani abbasiyah, dan untuk memprtahankan kedudukan mereka dan pemerintahan,
mereka berusaha menarik hati kaum muslimin pada umumnya dengan jalan
memperhatikan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat umum.
b)
Mereka mendirikan sekolah-sekolah diberbagai tempat dan dilengkapi dengan
segala sarana dan fasilitas yang diperlukan. Mereka mendirikannya disamping
dengan harapan untuk mendapatkan simpati dari umumnya dan juga berharap
mendapat ampunan pahala dari tuhan.
c)
Para pembesar Negara pada masa itu dengan kekuasaannya telah berhasil
mengumpulkan harta kekayaan yang banyak. Mereka kuatir kalau nantinya kekayaan
tersebut tidak bisa diwariskan kepada anak-anaknya kaerna diambil oleh sultan,
anak-anak mereka hidup terlantar dan hidup dalam kemiskinan. Di samping itu,
didirikannya madrasah-madrasah tersebut ada hubungannya dengan usaha untuk
mempertahankan dan mengembangakan aliran keagamaan dari para pembesar Negara
yang bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka mempersyaratkan harus
diajarkan aliran agama tertentu, dan dengan demikian aliran keagamaan tersebut
akan berkembanga dalam masyarakat. Adapun lembaga pendidikan formal :
a.
Madrasah Nizamiah didirikan oleh Nizam Al Mulk, perdana menteri saljuk pada
madrasah besar, diantaranya Baghdad, Balkh, Naidabur, Harat, Asfahan, Basran,
Marw, dan Masul. Tetapi madrasah Nizamiah Baghdad adalah madrasah terbesar dan
terpenting. Tujuan Nizam Al Mulk mendirikan madrasah-madrasah itu adalah
memperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan madzhab keagamaan pemerintahan.
Guru-guru madrasah ini diantaranya Abu Ishaq As Syiraji (guru tetap), Abu Nasr
As Sabagh, Abu Qasim Al’alawi, Abu Abdullah Al-thabari, Abu Hamid Al Ghazali,
Radliyudin Al Kazwaeni dan Al Fairuz Abadi. Rencana pengajaran adalah ilmu
syari’ah dan ilmu fiqh dalam4 madzhab.
b.
Madrasah nuruddin zinki, didirikan oleh nuruddin zinki di damaskus. Madrasah
yang didirikan yaitu madrasah An Nuriyah Al Qubra di Damaskus (563 H). Gedung
madrasah terdiri dari diwan (aula tempat kuliah), masjid, tempat istirahat
untuk guru, asrama, tempat tinggal pesuruh madrasah, kamar kecil dan lapangan.
Ilmu-ilmu yang di ajarkan yaitu ilmu al qur’an, syari’ah, bahasa arab,
kedokteran, dan ilmu pasti.
c.
Perguruan Tinggi
1)
Baitul Hikmah di Baghdad, didirikan pada
masa harun Al-Rasyid (170-193 H). kemudian di perbesar oleh khalifah Al-ma’mun
(198-218). Pada Baitul Hikmah bukan saja di ajarkan ilmu-ilmu agama islam,
tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, kimia, falaq, dan
lain-lain. Guru besar Baitul Hikmah adalah salam, yang menguraikan teori-teori
ilmu pasti dalam al Maj’sthi (almageste) kitab karangan bathlimus (ptolemee). Kemudian
guru besar al khawarizmi, ahli ilmu pasti, ahli falaq, dan pencipta ilmu
aljabar. Guru besar Muhammad bin musa bin syakir, seorang ahli ilmu ukur, ilmu
bintangdan falaq. Di Baitul Hikmah dikumpulkan buku-buku ilmu pengetahuan dalam
bermacam-macam bahasaseperti bahasa Arab, Yunani, Suryani,
Persia, India, dan Qibtia.
2)
Darul Ilmi di Kairo. Didirikan oleh al Hakim Biamrillah Al Fathimi dipinggir sungai
nil untuk menyaingi Baitul Hikmah di Baghdad.ilmu yang di ajarkan diantaranya: ilmu
agama, falaq, kedokteran, dan berhitung
2.
Terjadinya asimilasi antara bangsa arab
dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang
ilmu pengetahuan,pada masa pemerintahan bani abbas bangsa-bangsa non arab banyak
yang masuk islam.
3.
Pengaruh Persia: bangsa Persia
banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra.
4.
Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan ekonomi.
5.
Pengaruh yunani masuk melalui
terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu terutama filsafat,dan juga tidak
bisa dilupakan gerakan raksasa untuk menerjemahkan ilmu-ilmu yunani dan
buku-bukunya kedalam bahasa arab.
Gerakan
terjemahan berlangsung dalam 3 fase: fase Pertama: khalifah al mansur hingga
harun arsyid pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam
bifang astronomi, dan manriq pada fase kedua: mulai berlangsung pada masa
khalifah al ma’mun hingga tahun 300 H. Pengaruh dari kebudayaan yang sudah maju
terutama melalui gerakan terjemahan, membawa kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan, dan juga ilmu pengetahuan agama, pengaruh gerakan terjemah
terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi kedokteran
filsafat, kimia dan sejarah dalam bidang astronomi terkenal nama al fazari
sebagai astronomi islam yang pertama kali menyusun astrolob. Al Fargani dari
Eropa yang dikenal dengan nama Al-Faragnus menulis ringkasan ilmu astronomi
yang diterjemahkan dalam bahasa latin oleh Gerard Cremona dan Johannes
hispalensis. Dalam kedokteran dikenal nama Al Razi dan Ibnu Sina. Dalam bidang
optikal Abu Ali Al Hasan Ibnu Al-Haythami yang di Eropa dikenal dengan Al
Hazem. Dalam bidang kimia terkenal nama Jabir Ibnu Hayan di matematika terkenal
nama Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi. Di dalam bidang sejarah terkenal nama Al
Mas’ud. Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain Al Farabi, Ibnu Sina
dan Ibnu Rusyd. Sehingga pada masa 150 tahun hampir semua ilmu yang pernah
wujud di dunia pada waktu itu sudah ada dalam bahasa Arab. Sehigga bahasa Arab menjadi
satu-satunya bahasa dunia yang harus kita ketahui kalau kita ingin bergerak
pada bidang apapun, pada waktu itu.
C.
Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa Lalu
Harun
Nasution mengklasifikasikan sejarah Islam pada tiga masa yang mana periode
pertama disebut dengan periode klasik dimulai tahun 650 hingga 1250 M.,sejak
lahirnya islam sampai hancurnya pemerintahan Baghdad, sedangkan pada periode kedua
disebut dengan periode pertengahan yaitu dari hancurnya baghdad sampai
timbulnya ide-ide baru di Mesir yaitu sejak tahun 1250 hingga 1800 M. Dan
terakhir periode modern yaitu mulai tahun 1800 M. hingga sekarang. Dan adapun
bentuk-bentuk pendidikan islam masa klasik atau masa lalu yaitu antara lain:
a.
Kurikulum
kurikulum
dalam lembaga pendidikan islam dimasa klasik pada mulanya berkisar pada bidang
study tertentu. Namun seiring perkembangan social dan cultural, materi
kurikulum semakin luas. Pada masa Nabi di Madinah, materi pelajaran berkisar
pada belajar menulis, membaca Al-Quran, keimanan, ibadah, akhlak, dasar
ekonomi, dasar politik, dan kesatuan. Setelah wilayah Islam semakin luas, Islam
harus bersentuhan dengan budaya masyarakat non Islam yang menyebabkan
permaslahan social semakin kompleks. Problem social tersebut pada akhirnya
berpengaruh besar terhadap kehidupan keagamaan dan intelektual Islam, termasuk
ilmu helenistik yang terjalin kontak dengan Islam. Perkembangan kehidupan
inteleketual dan kehidupan keagamaan dalam Islam membawa situasi lain bagi
kurikulum pendidikan Islam. Maka, diajarkanlah ilmu-ilmu baru seperti tafsir,
hadist, fikih, tata bahasa, sastra, matematika, teologi, filsafat, astronomi,
dan kedokteran Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat
rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan syair. Dalam berbagai
kasus-kasus lain dikhususkan untuk membaca al-Quran dan mengajaarkan sebagian
prinsip-prinsip pokok agama. Sedangkan untuk anakanak amir dan penguasa,
kurikulum tingkat rendahsedikiy berbeda. Di istana-istana bisanya ditegaskan
pentingnya pengajaran khitabah, ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara
pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fikih.
b.
Metode Pengajaran
Metode
pengajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses belajar
mengajar untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada
anak didiknya. Melalui metode pengajaran terjadi proses internalisasi dan
pemilihan ilmu oleh murid, sehingga murid dapat menyerap apa yang disampaikan
gurunya. Metode pengajaran yang dipakai pada masa Masa Abbasiyah dapat dikelompokkan
menjadi 3 macam, yaitu :
1.
Metode lisan
Metode
ini dapat berupa dikte, ceramah, qira`ah, dan dapat berupa diskusi. Dikte
(imla) adalah metode untuk menyampaikan pengetahuan yang dianggap baik dan aman
sehingga pelajar mempunyai catatan yang dapat membantunya terutama bagi yang
daya ingatnya tidak kuat. Metode ceramah (al asma`), yaitu guru membacakan
bukunya atau menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid
mendengarkannya. Pada saat tertentu guru memberi kesempatan kepada murid untuk
menulis dan bertanya. Metode qira`ah (membaca) biasanya digunakan untuk
membaca. Sedangkan diskusi merupakan metode pengajaran dalam pendidikan Islam dengan
cara perdebatan.
2.
Metode hafalan
Metode
ini dilakukan oleh murid dengan cara membaca berulang-ulang sehingga pelajaran
melekat di benak mereka. Dalam proses selanjutnya, murid mengeluarkan kembali
pelajaran yang dihafalnya sehingga dalam suatu diskusi dia dapat merespon,
mematahkan lawan, atau memunculkan ide baru.
3.
Metode tulisan
Metode
ini merupkan metode pengkopian karya-karya ulama. Metode ini di samping
bermanfaat bagi proses penguasaan pengetahuan juga sangat besar artinya bagi
penggandaan jumlah buku karena pada masa itu belum ada mesin cetak.
c.
Kehidupan Murid
Ciri
utama kehidupan murid dalam pendidikan tingkat dasar adalah :
1.
Diharuskannya belajar membaca dan menulis.
2. Bahan pengajarannya
menggunakan syair-syair dan bukan al Qur`an karena dikhawatirkan mereka membuat
kesalahan yang akan menodai al Qur`an.
3.
Murid-murid diajarkan membaca dan menghafalkan al Qur`an.
4. Pada sekolah dasar tidak
ditentukan lamanya belajar dan tergantung pada kemampuan anak-anak.
5.
Hubungan guru dan murid sebagai hubungan orang tua dan anak.
Pada
pendidikan tingkat tinggi murid-murid bebas memilih guru yang mereka sukai yang
dianggapnya paling baik. Di antara ciri khas pendidikan di masa Masa Abbasiyah
adalah teacher oriented , yaitu kualitas suatu oendidikan tergantung pada guru.
Pelajar bebas mengikuti suatu pelajaran yang dikehendaki dan bisa belajar
dimana saja, misdalnya di perpustakaan, toko buku, rumah ulama atau tempat
terbuka. Pelajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelajar tidak tetap,
yang terdiri dari para pekerja yang mengikuti pelajaran untuk menunjang profesi
dan pelajar tetap, yaitu pelajar yan g mempunyai tujuan utama untuk belajar dan
menghabiskan sebagian hidupnya untuk belajar. Setiap pelajar membuat daftar
guru-guru yang mengajar yang disebut Mu`jam al Masyakhah. Daftar tersebut
digunakan sebagi bukti bahwa mereka telah belajar kepada guru-guru yang
terkenal dan dapat mengetahui kualitas hadits yang mereka terima dari seorang
guru.
d.
Rihlah Ilmiyah
Yaitu pengembaraan
atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu. Dengan adanya sistem ini pendidikan di
masa Masa Abbasiyah tidak hanya di batasi dengan dinding kelas (school without
wall) tetapi memberikan kebebasan kepada murid untuk belajar kepada guru-guru
yang mereka kehendaki. Guru-guru juga melakukan perjalanan dan pindah dari satu
tempat ke tempat lain untuk mengajar sekaligus belajar, sehingga sistem rihlah ilmiyah
disebut dengan learning society (masyarakat belajar). Kebebasan perjalanan di
berbagai daerah Islam menyebabkan pertukaran pemikiran (culture contact) terus
berlangsung antar masyarakat Islam sehingga dinamika sosial dan peradaban Islam
terus berlangsung. Syalabi, mengutip dari Nicholson menjelaskan bahwa melakukan
perjalanan ilmiah laksana lebah mencari bunga ke tempat yang jauh kemudian
mereka kembali ke kota
kelahirannya dengan membawa madu yang manis.
e.
Wakaf
Lembaga
wakaf menjadi sumber keuangan bagi lembaga pendidikan Islam. adanya sistem
wakaf dalam Islam disebabkan oleh sistem ekonomi Islam yang menganggap bahwa
ekonomi berhubungan erat dengan akidah dan syari`ah Islam sehingga aktifitas
ekonomi memppunyai tujuan ibadah dan kemaslahatan bersama. Oleh karena itu di
saat ekonomi Islam mencapai kemajuan, umat Islam tidak segan-segan membelanjakan
uangnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat Islam seperti halnya untuk
pelaksanaan pendidikan Islam. Dengan dipelopori penguasa Islam yang cinta ilmu
seperti Harun al Rasyid dan al Ma`mun maka berdirilah lembaga-lembaga
pendidikan untuk keilmuan. Menurut Syalabi, bahwa khalifah al Ma`mun adalah
orang yang pertama kali memberikan pendapatnya tentang pembentukan badan wakaf.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kejayaan
pendidikan Islam dimulai dengan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam
non formal diantaranya; kuttab, pendidikan rendah di istana, toko-toko kitab,
rumah para ulama, majelis atau salon kesusastraan, badiah(padang pasir,dusun tempat tinggal badwi),
rumah sakit, perpustakaan, masjid, dan ribath. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kejayaan pendidikan Islam; adanya lembaga-lembaga formal seperti
sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah, terjadinya asimilasi antara bangsa arab
dengan bangsa lain yang lebih dahulu maju, dan pengaruhpengaruh dari Persia, India dan pengaruh Hellenisme di
masa Abbasiyah. Dari perkembangan lembaga-lembaga serta faktor-faktor yang
mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu sendiri maka lahirlah bentuk-bentuk
kejayaan pendidikan islam pada masa klasik diantaranya; Kurikulum, metode pengajaran,
kehidupan murid, rihlah ilmiyah, dan wakaf.
B.
Saran
Demikianlah
makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam semester
V. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan penulis meminta
kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada bapak dosen mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam ini untuk memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
makalah ini. Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa memberkahi kita semua. Amin ya
Rabbal ‘Alamin
DAPTAR PUSTAKA
Asrohah,
Hanun. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:
Logos Wacana Ilmu.
Suwendi.
2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam.Jakata: PT Raja Grafindo Persada.
Zuhairini.
2006. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta
: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar